PERSPEKTIF EKONOMI DAN UMKM DALAM PEMBERLAKUAN NEW NORMAL
Unidha-Malang. Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Wisnuwardhana Malang mengadakan webinar dengan tema “PERSPEKTIF EKONOMI DAN UMKM DALAM PEMBERLAKUAN NEW NORMAL” pada 20 Juni 2020 melulai aplikasi Zoom dan live Streaming Youtube.
Kegiatan yang diikuti oleh + 1400 peserta ini menghadirkan beberapa narasumber. Diantaranya Dr. Endang Sungkawati, M.Si. (Dekan FEB Universitas Wisnuwardhana Malang), Prof. Ahmad Erani Yustika, S.E., M.Sc. Ph.D (Guru Besar FEB UB Malang), Dr. Yasmine Nasution, S.E., M.App. Com (Dosen FEB Universitas Indonesia), Dr. Cipto Wardoyo, S.E., M.Pd., M.Si., Ak., CA (Dekan FEB UM Malang), dan Dr. Anang Kistyanto, S.Sos., M.Si. (Dekan FEB Unesa Surabaya).
Prof. Ahmad Erani Yustika, S.E., M.Sc. Ph.D selaku keynote Speaker dalam kegiatan ini menyampaikan tentang kinerja proyeksi ekonomi di Indonesia, konstribusi UMKM pada perekonomian, dampak Covid-19 pada berbagai sector, kebijakan ekonomi penanganan Covid-19, dan kinerja UMKM pada masa Pandemi Covid-19.
“Tekanan yang cukup besar pada perekonomian Indonesia saat ini ditandai dengan penurunan pertumbuhan ekonomi. Sampai tahun 2021, kondisi ekonomi di Indonesia diproyeksikan masih suram. Penurunan pertumbuhan ekonomi ditandai dengan pengangguran semakin meningkat, utang pemerintah meningkat, dan defisit neraca berjalan mengalami kenaikan.” ujarnya.
Dampak Covid-19 terjadi pada berbagai sector diantaranya eksposur tinggi seperti transportasi, eksporsur moderat seperti pertanian, dan eksporsur rendah seperti jasa pendidikan.
Berkaitan dengan UMKM, kontribusi pada perekonomian nasional sangat besar. UMKM merupakan salah satu sektor yang tahan banting di tengah krisis ekonomi. Hal ini bisa dilihat dari PDB dan penyerapan tenaga kerja yang besar. Namun demikian, fasilitas keuangan yang diberikan kepada UMKM masih terbatas. Di Indonesia, kontribusi UKM terhadap PDB sebesar 57%, ekspor sebesar 20%, dan tenaga kerja sebesar 97%.
Oleh karena itu, pada masa pandemi ini penggunaan platform e-commerce ini lebih banyak digunakan oleh pelaku UMKM dalam memasarkan produknya. Diharapkan melalui strategi ini ekonomi UMKM tetap stabil.
Materi pertama disampaikan oleh Dr. Yasmine Nasution, S.E., M.App. Com (Dosen FEB Universitas Indonesia). Beliau menyampaikan tentang berbagai alternative strategi UMKM. Pertama, mempertahankan pendapatan seperti mempertahankan pelanggan, diversifikasi bisnis, networking, melalui online, merubah harga dan sebagainya. Kedua, efisiensi biaya seperti pengurangan biaya yang tidak penting, bermitra, memanfatkan media social dan lain-lain. Ketiga, mengelola organisasi seperti menjaga motivasi, mempertahankan karyawan yang baik, merubah infra struktur, merubah pola kerja, dan menciptakan budaya baru.
Selanjutnya materi kedua disampaikan oleh Dr. Cipto Wardoyo, S.E., M.Pd., M.Si., Ak., CA (Dekan FEB UM Malang). Beliau menyampaikan tentang UMKM menuju New Normal. Dalam paparannya, beliau lebih menekankan pada kreatifitas dan inovasi UMKM agar dapat bertahan di masa pandemi ini. Salah satunya pelaku UMKM harus beradaptasi dengan perubahan saat ini dimana masyarakat lebih banyak bertransaksi dari offline menuju online. UMKM harus bisa melaksanakan beberapa tahapan, yakni on Boarding, Active Selling and Increase Transaction Traffic, Scale Up Bussines, dan go International Market-Export. Dengan melalui tahapan ini, beliau berharap UMKM terus stabil memberikan sumbangsih terhadap perekonomian nasional.
Materi ketiga disampaikan oleh Dr. Anang Kistyanto, S.Sos., M.Si. (Dekan FEB Unesa Surabaya). Beliau menjelaskan tentang rekayasa ulang UMKM menghadapi New Normal. Dalam merekayasa ulang , pelaku UMKM harus mempunyai motivasi perubahan, menciptakan visi, mengembangkan dukungan politis, memanage transisi, dan menjaga momentum. Diharapkan dengan rekayasa ulang ini,perubahan strategi dalam amasa pandemi ini menjadi lebih efektif. Materi terakhir disampaikan oleh Dr. Endang Sungkawati, M.Si. (Dekan FEB Universitas Wisnuwardhana Malang). Beliau menyampaikan tentang pola bertahan UMKM di era New Normal. Pola bertahan yang dimaksud adalah dengan modal social. Dalam modal social ini ada proses saling membantu, keterbukaan, kejujuran, hubungan baik, kekeluargaan, dan sikap positif. Bila modal social diterapkan maka akan tercipta saling percaya yang melahirkan sebuah kerjasama dalam menjalankan usaha. Itulah prinsip pola bertahan UMKM di masa pandemi ini. (ron-red)
Kegiatan Live webinar ini bisa dilihat di bawah ini.
Materi bisa didownload melalui: http://conference.wisnuwardhana.ac.id/perspektif-ekonomi-dan-upaya-umkm-dalam-menyiapkan-pemberlakuan-new-normal/